#RanuRegulo
Tak pernah terlintas dalam benak kami kalau kami justru
camping di Ranu Regulo saat kami bertolak dari
#Surabaya pada Jumat malam tanggal 24 Okotober 2014 lalu. Saat itu jelas tujuan kami adalah ke
#RanuKumbolo
, telaga gunung yang mahsyur sebagai surga air bagi para pendaki gunung
Semeru yang belakangan juga makin dikenal publik sejak
booming-nya film 5 cm.
Nah, tapi karena
miscommunication antara
guide, leader dan anggota,
syarat-syarat yang dibawa kurang lengkap. Hehehe ... ternyata untuk ke
#RanuKumbolo
harus lengkap dengan surat keterangan sehat dari dokter dan materai
6000-an selain tentunya fotokopi ID card yang masih berlaku.
Akhirnya
setelah melobi--suatu hal yang tak patut ditiru demi keselamatan--yang
berbuah kegagalan juga, kami pun tak jadi naik ke Ranu Kumbolo.
Akhirnya, kami pun harus menerima
stay di
camping ground yang ada di
area Ranu Regulo yang lebih mudah dijangkau.
|
menuju Ranu Regulo |
|
|
|
|
Sekilas tentang Ranu Regulo |
So, jadilah kami
camping di pinggiran telaga Ranu Regulo. Dengan total 16 orang, kami membangun 5 tenda praktis yang tentunya cukup pas untuk jadi tempat bernaung kami selama semalam hingga keesokan harinya. Selesai mendirikan tenda, kompor gas portabel pun segera disiapkan. Biasa, urusan perut dan juga tentunya dengan hawa yang lumayan dingin (meski masih siang), pinginnya minum yang hangat-hangat.
|
Ranu Regulo di siang hari |
|
|
Ranu Regulo dari atas bukit |
|
Ranu Regulo |
|
tenda dan teman-teman |
Hawa dingin yang sudah diberitahukan sejak awal, menjadi semakin terasa begitu matahari perlahan bergeser menuju peraduannya di ufuk barat. Hingga saat kemudian petang membayang, cuaca menjadi benar-benar dingin. Rasanya seperti di-
kulkasin. :D .. Saking dinginnya, kopi yang dibikin temanku pada siangnya benar-benar seperti habis dimasukin freezer pas kami minum lagi jelang Maghrib.
Api unggun yang dibuat tanpa persiapan yang cukup--kurang kayu--hanya bisa memberikan cahaya dan kehangatan sekejap sebelum kemudian
muleng (kehilangan nyala apinya tapi masih menyala dan berasap). Jadilah kemudian semuanya masuk ke tenda untuk menghindari serangan dingin.
Dalam tendaku yang khusus cewek, aku dan ketiga temanku lainnya tidur berhimpitan dalam kantong tidur kami masing-masing. Sungguh, udara semakin menggigit seiring dengan beranjaknya waktu menuju puncak malam. Apalagi aku yang posisi di tengah, dimana ujung kakiku pas menghadap pintu tenda ... brr, dingin luar biasa. Tapi rasa lelah sukses juga membuatku terlelap.
Saat
lingsir wengi (lewat tengah malam), teman-temanku pada berisik mengeluhkan dinginnya suhu udara yang sepertinya terus menurun. Oh, sungguh rasanya benar-benar dingin. Sampai-sampai teman sampingku yang kebetulan teman satu kosku--yang biasanya mengeluhkan panasnya kamar kos di Surabaya--jadi merindukan kamarnya yang panas banget itu setelah dia merasakan dinginnya suhu di pinggir Ranu Regulo ini.
Setelah melewati malam yang sangat dingin--katanya pak guide sih suhu udara pada malam tersebut turun sampai minus 5 derajat Celcius--pagi pun tiba, terlihat dengan alam sekitar yang terang benderang meski matahari belum benar-benar nampak karena tebalnya kabut.
Dan saat keluar tenda ... tadaa.... siapa sangka kalau telaga
ini memiliki panorama yang begitu indah dan menyegarkan ... hmm, meski lebih
tepatnya membekukan saking dinginnya. Suhu udara yang sempat membekukan pada malamnya masih sedikit terasa pada pagi itu, tapi sedikit terobati karena kami kemudian pada merebus mi dan bikin kopi.
|
Indahnya Ranu Regulo seperti dalam lukisan klasik |
|
Ranu Regulo saat pagi |
|
Ranu Regulo saat matahari terbit |
Sambil ngopi, jadi tahu kalau ternyata sebagian besar anggota
rombongan kurang 'perbekalan penghangat'. Banyak yang mengeluhkan semalam kedinginan banget sampai tak bisa tidur sama sekali. Bahkan ada satu dua yang mukanya sampai sangat merah. Hmm, dipikir-pikir lagi memang
sudah benar kami tak diijinin naik ke Ranu Kumbolo. Kalau jadi naik, aku bahkan tak bisa membayangkan apa yang terjadi.
|
Ranu Pani, telaga lain di dekat Ranu Regulo |
Overall, meski
kecewa karena belum bisa ke Ranu Kumbolo, kami semua tetap senang bisa
menikmati satu malam yang sangat dingin tapi menyegarkan dan tak terlupakan di Ranu Regulo.
This lake is also beautiful ...
Maha Besar Tuhan yang telah menciptakan begitu banyak keindahan di bumi ini ... :) May next time can reach another beautiful places of this earth ... ^_^