Kamis, 30 Oktober 2014

Indahnyaa ... Ranu Regulo

#RanuRegulo


ranu regulo

Tak pernah terlintas dalam benak kami kalau kami justru camping di Ranu Regulo saat kami bertolak dari #Surabaya pada Jumat malam tanggal 24 Okotober 2014 lalu. Saat itu jelas tujuan kami adalah ke #RanuKumbolo , telaga gunung yang mahsyur sebagai surga air bagi para pendaki gunung Semeru yang belakangan juga makin dikenal publik sejak booming-nya film 5 cm. Nah, tapi karena miscommunication antara guide, leader dan anggota, syarat-syarat yang dibawa kurang lengkap. Hehehe ... ternyata untuk ke #RanuKumbolo harus lengkap dengan surat keterangan sehat dari dokter dan materai 6000-an selain tentunya fotokopi ID card yang masih berlaku.

Akhirnya setelah melobi--suatu hal yang tak patut ditiru demi keselamatan--yang berbuah kegagalan juga, kami pun tak jadi naik ke Ranu Kumbolo. Akhirnya, kami pun harus menerima stay di camping ground yang ada di area Ranu Regulo yang lebih mudah dijangkau.
ranu regulo
menuju Ranu Regulo


ranu regulo
Sekilas tentang Ranu Regulo

So, jadilah kami camping di pinggiran telaga Ranu Regulo. Dengan total 16 orang, kami membangun 5 tenda praktis yang tentunya cukup pas untuk jadi tempat bernaung kami selama semalam hingga keesokan harinya. Selesai mendirikan tenda, kompor gas portabel pun segera disiapkan. Biasa, urusan perut dan juga tentunya dengan hawa yang lumayan dingin (meski masih siang), pinginnya minum yang hangat-hangat.

ranu regulo
Ranu Regulo di siang hari

ranu regulo
Ranu Regulo dari atas bukit

ranu regulo
Ranu Regulo


ranu regulo
tenda dan teman-teman
Hawa dingin yang sudah diberitahukan sejak awal, menjadi semakin terasa begitu matahari perlahan bergeser menuju peraduannya di ufuk barat. Hingga saat kemudian petang membayang, cuaca menjadi benar-benar dingin. Rasanya seperti di-kulkasin. :D .. Saking dinginnya, kopi yang dibikin temanku pada siangnya benar-benar seperti habis dimasukin freezer pas kami minum lagi jelang Maghrib.

Api unggun yang dibuat tanpa persiapan yang cukup--kurang kayu--hanya bisa memberikan cahaya dan kehangatan sekejap sebelum kemudian muleng (kehilangan nyala apinya tapi masih menyala dan berasap). Jadilah kemudian semuanya masuk ke tenda untuk menghindari serangan dingin.


Dalam tendaku yang khusus cewek, aku dan ketiga temanku lainnya tidur berhimpitan dalam kantong tidur kami masing-masing. Sungguh, udara semakin menggigit seiring dengan beranjaknya waktu menuju puncak malam. Apalagi aku yang posisi di tengah, dimana ujung kakiku pas menghadap pintu tenda ... brr, dingin luar biasa. Tapi rasa lelah sukses juga membuatku terlelap.

Saat lingsir wengi (lewat tengah malam), teman-temanku pada berisik mengeluhkan dinginnya suhu udara yang sepertinya terus menurun. Oh, sungguh rasanya benar-benar dingin. Sampai-sampai teman sampingku yang kebetulan teman satu kosku--yang biasanya mengeluhkan panasnya kamar kos di Surabaya--jadi merindukan kamarnya yang panas banget itu setelah dia merasakan dinginnya suhu di pinggir Ranu Regulo ini.

Setelah melewati malam yang sangat dingin--katanya pak guide sih suhu udara pada malam tersebut turun sampai minus 5 derajat Celcius--pagi pun tiba, terlihat dengan alam sekitar yang terang benderang meski matahari belum benar-benar nampak karena tebalnya kabut.

Dan saat keluar tenda ... tadaa.... siapa sangka kalau telaga ini memiliki panorama yang begitu indah dan menyegarkan  ... hmm, meski lebih tepatnya membekukan saking dinginnya. Suhu udara yang sempat membekukan pada malamnya masih sedikit terasa pada pagi itu, tapi sedikit terobati karena kami kemudian pada merebus mi dan bikin kopi.
ranu regulo
Indahnya Ranu Regulo seperti dalam lukisan klasik


ranu regulo
Ranu Regulo saat pagi

ranu regulo
Ranu Regulo saat matahari terbit


Sambil ngopi, jadi tahu kalau ternyata sebagian besar anggota rombongan kurang 'perbekalan penghangat'. Banyak yang mengeluhkan semalam kedinginan banget sampai tak bisa tidur sama sekali. Bahkan ada satu dua yang mukanya sampai sangat merah. Hmm, dipikir-pikir lagi memang sudah benar kami tak diijinin naik ke Ranu Kumbolo. Kalau jadi naik, aku bahkan tak bisa membayangkan apa yang terjadi.
ranu regulo
Ranu Pani, telaga lain di dekat Ranu Regulo




Overall, meski kecewa karena belum bisa ke Ranu Kumbolo, kami semua tetap senang bisa menikmati satu malam yang sangat dingin tapi menyegarkan dan tak terlupakan di Ranu Regulo. This lake is also beautiful ...
Maha Besar Tuhan yang telah menciptakan begitu banyak keindahan di bumi ini ... :) May next time can reach another beautiful places of this earth ... ^_^